Sumber foto dari berbagai referensi |
Morton (1976) menyebutkan bahwa kerang kepah terdapat 3 jenis yaitu Polymesoda erosa, Polymesoda ekspansa dan Polymesoda bengalensis. Ketiga jenis spesies ini banyak dijumpai didaerah Indo-Pasifik. Kerang kepah secara umum disebut Geloina erosa dan mempunyai nama taxon Polymesoda erosa. Secara morfologi kerang kepah mempunyai bentuk cangkang seperti piring atau cawan yang terdiri dari dua katub yang bilateral simetris, pipih pada bagian pinggirnya dan cembung pada bagian tengah cangkang, bentuk cangkang yang equivalve atau berbentuk segitiga yang membulat, tebal, flexure jelas mulai dari umbo sampai dengan tepi posterior. Ditambahkan oleh Franklin et al., 1980 ; Mason, 1983, kedua katub dihubungkan oleh hinge ligamen dan dengan bantuan otot aduktor berfungsi untuk membuka atau menutup cangkang.
Secara morfologis cangkang berfungsi untuk melindungi organ tubuh bagian dalam yang lunak dari serangan predator dan faktor lingkungan yang lain. Sedang fungsi lainnya adalah untuk mengatur aliran air secara tetap melalui insang untuk pertukaran udara dan pengumpulan makanan.
Klasifkasi kerang kepah atau kerang totok menurut Morton (1976) sebagai berikut :
Filum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Sub Kelas : Heterodonta
Ordo : Veroida
Famili : Corbiludae
Genus : Polymesoda ,
Spesies : Polymesoda erosa
Kerang kepah termasuk salah satu jenis kerang yang hidup di dalam lumpur pada daerah estuaria, di hutan mangrove air payau dan di sungai-sungai besar. Umumnya kerang kepah hidup pada substrat yang berlumpur dan substratnya mengandung 80 – 90% pasir kasar berdiameter lebih dari 40 mikrometer. Substrat bersifat asam dengan pH antara 5,35 – 6,40 serta bergaram (Morton, 1976).
Kerang kepah umumnya terdapat pada zona infralitoral dan sicalitoral pada daerah beriklim sedang dan daerah trofis. Distribusi pada sebagian besar bivalvia dipengaruhi oleh fase kehidupannya. Pada saat terjadi pemijahan, ovarium dan sperma dilepas ke air dan terjadi fertilisasi yang berkembang menjadi zigot. Selanjutnya zigot berkembang menjadi larva trochopore bersilia dan kemudian menjadi larva veliger. Setelah menjadi masa larva yang berenang di kolom air, larva ini tenggelam kedasar perairan menjadi bivalvia muda dan menetap sampai dewasa. Pada waktu perairan surut, kerang kepah dapat dilihat membenamkan diri kedalam substrat di sela-sela akar mangrove ataupun di dalam lubang-lubang rumah kepiting (Barnes dan Rupert, 1991).
0 komentar:
Posting Komentar